Ingin merenung bulan

Hajat di hati malam ini ingin merenung bulan. Menatap penuhnya bulan, luasnya langit. Tapi, hujan di petang hari; membawa mendung di saat bulan mengambil tempatnya di dada langit.

Mendung jugalah di bumi, di dadaku. Gumpal-gumpal kesayuan yang makin memberat tidak terurai menjadi hujan. Ku bawa sarat ke peraduan. Moga tidak lemas sewaktu lena.

Pada muka bulan yang cerah, kuharap dapat menyingkap tirai minda yang kelam. Ingin kubaca kekusutan fikir pada cerah bulan itu. Saat ini aku kehilangan tenang. Tasik damaiku dikocak. Dalam menunggu tenang kembali, pedih digulung ombak. Hilang orientasi diri, dalam mabuk mencari arah.

Jika jawapannya yang semudah itu, mengapa sekuat ini gelombangnya?






Telah lama merenung rumput di laman sendiri, ingin merenung bulan yang tinggi.

Comments

Anonymous said…
sepertinya n3 ni ada kaitan dengan sajak n3 sblmnya...

I envy you sir, bijak mengolah kata...sesuatu yang saya tak pernah jangka sewaktu belajar dengan sir dulu!
berkait dgn sajak yg mana satu?

Kalau tak bijak mengolah kata, tak leh le jadi lecturer.